Kamis, 14 November 2013

RINTIK GERIMIS PAGI Bunda Ayunda

 





















RINTIK GERIMIS PAGI
Bunda Ayunda

Rintik gerimis pagi
bikin rindu menjadi jadi
Semua terhambat diembat
lekat pekat menyerat hasrat kuat

Rintik gerimis pagi
bikin malas mengulas bias
menyembur deras di teras hati
sepi menyendiri mecengkam nurani

Rintik gerimis pagi
mengusik pekik menukik pelik
bilik endapan harapan tersimpan
dalam tamaran silam tak mau buram

11113013

ORANYE Timur Sinar Suprabana

 














ORANYE
Timur Sinar Suprabana

begitu saja kutaruh kuasku hampir persis bagaimana Dulu
yang tak lagi bisa kuingat namanya pernah
meletakkan hatiku, di piring beling berlingir gumpil, sebelum kemudian
tersenyum kepadaku dan bertanya, “tanpa hatimu, masihkah engkau
bisa menggodaku?”

kupandang hatiku yang tergolek, hampir tanpa rasa peduli kujangkau kuasku
dan aku pun mulai melukis
: menggodanya

tanpa hati

bertahun sesudah itu, ketika wajah dan hari tak lagi manis,
ia mulai sesekali memangkas rambutnya, mengawetkan tiap helai pangkasan
di pot (warnanya, kalau aku tak keliru lihat, ungu) dekat kursi kayu
yang sejak entah kapan tak lagi punya sandaran lengan

sambil duduk, bersandar (ada kalanya sembari
bersilang kaki), menghadap ke sore berangin
ia bercerita, dengan suara terbata dan napas berat oleh nikotin
yang ngethel di dinding lorong tenggorokan,
mengenai usia yang katanya selalu saja berlari meninggalkannya

pada saatsaat demikian, yang dalam dua tahun terakhir
mulai sering, kuambil kuas (ada kalanya apa saja) untuk mulai
menyapukan warna

hanya satu warna

”mengapa
selalu Hitam?” tanyanya

”kerna memang tinggal itu yang kaupunya. lainnya sudah Lama tiada.” kataku
sembari diamdiam berharap bisa meminta sedikit saja warna oranye

milik senja.



27 juli 2013.

DUGA

DUGA
Jimmy S. Mudya

kau menduga ku mendugaimu?
tidak, bagaimana bisa ku duga jika kau tak mendugaku
duga duga yang kau dugakan  menjadikan aku penuh dugaan

kau penduga
aku jadi menduga
dasar kau duga
telah mendugai kami semua

Pontianak, 15 November 2013

BATU

BATU
Jimmy S. Mudya

wahai batu
batu asah, batu kali, dan batu kuburan
kau masuk ke tubuh menjadi kepala batu, otak batu, dan hati batu
kau ke sana, pada asrama malaikat negara mungkin juga MK
bisa jadi tit.....  yang itu

wahai batu
di jalan, di gedung
kau berai
masuk ke kocek-kocek batu
mengecil
melontarkan dirimu pada kepala babu
sampai batu nisan itu bernama rakyat

Pontianak, 15 November 2013

Senin, 02 September 2013

RAJAWALI Karya Umirah Ramata

RAJAWALI
Karya Umirah Ramata

tak ada yang pergi
pun bertandang
mencoba seperti pipit
melintas langit di ufuk

sekuat rajawali mencengkram kesakitan
menjadi singa, mengoyak kepalsuan
seperti kobra, berbisa ancaman

aku kelelawar
malam kebebasan, siang teduhku
jauh melesat diri dan kembali dalam remang

ku terjanyut waktu yang menderas
menggugur bersama daun rindang nan kering
mengharap musim cepat berganti
tumbuh tunas
beku tercair

2012

Umirah Ramata, lahir Cirebon, 9 Februari 1985.

AKU karya Chairil Anwar

AKU
karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Chairil Anwar, lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922- meninggalh di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun. dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" dari karyanya AKU. adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 90 Karya; termasuk 70 puisi. Bersama Asrul  Sani dan Rivai Apin. ia dinobatkan oleh HB Jassin sebagai pelopor Angkatan 45 sekaligus puisi Modern.
sumber : Wikipedia

WANITA JANGAN PERAWAN karya Jimmy S. Mudya

WANITA JANGAN PERAWAN
karya Jimmy S. Mudya

perawan!
untuk apa kau jadi perawan?
untuk suami atau untuk pacarmu?
kau masih muda untuk tetap perawan
"carilah sana tameng anti perawan"
janganlah kau jadi perawan
wajahmu saja yang perawan
belajar saja buku-buku penghilang perawan
pria pasti suka kau mahir menghilangkan perawanmu

Pontianak, 25 Agustus 2012

Puisi sederhana, melihat kondisi jaman yang termakan jaman. apalah arti sebuah harga diri di jaman yang tak lagi melirik itu. 

PUISIKU, PUISIMU, PUISI KITA karya Fendi Kachonk

PUISIKU, PUISIMU, PUISI KITA
karya Fendi Kachonk

adalah kata dan suara
yang kan mengitari curamnya tebing
membaca mimpi, membaca cita, membaca sejarah
dari dongeng yang sudah renta
tentang pahlawan dan pejuang
dari buku-buku usang

puisiku
berkata : lingkungan dan hijaunya persoalan
di lapak yang masih merenggas dan bertabur duri
hutan yang botak, bau gas yang melambung
membuat sesak puisiku yang tak lagi hijau

puisiku
berkata: berapa kali selalu ada korban
di moncong senjata, petani mengerang kesakitan
sepetak tanah telah menjadi persemayaman
tinggal tangis si yatim menyusun kesimpulan :
bapakku di panggil negara dengan tidak tenang

puisi kita
tak lagi punya makna
terbungkam di ujung pena
sesama, bersama terlupa
menjadi luka yang mengaga
pun kita lupa menulisnya.


22 Agustus 2012

Fendi Kachonk ( Efendi M. Thoy) lahir di Sumenep, 14 Agustus 1982. Aktif dalam pendampingan BMI, Lingkungan dan Kemanusiaan.

TANGGUNGLAH karya Erma Retang

TANGGUNGLAH 
karya Erma Retang

pasrah
iklas
mantra jiwa
tanpa makna
candu daya upaya

dibius habis
cinta kemapanan
ngeri perubahan
jeri pemberontakan
hingga tinggal serpihan

kukumpulkan yang terserak
biarpun hanya sisa
rajut dan anyam kembali
jadi semangat berbagi
demi diri yang mati suri
demi cita yang belum tergapai

Rumah Palagan 2581

Erma Retang, lahir di Madiun, 10 Februari 1966. Aktivistas sebagai ibu rumah tangga yang punya hobby ngurusi orang lain dan suka sekali menulis sejak SD 

sumber Antologi Sandal Kumal 

RAHASIA DI BATAS NEGARA karya Jimmy S. Mudya

RAHASIA DI BATAS NEGARA
Jimmy S. Mudya


di batas mana ku sebut nusantara?
di batas kaya bagi pusaran negeri?
atau sebatas bagi orang-orang kota


adakah sang Merah Putih berjaya di tiang tertinggi?
atau tak satupun tiang menyanjung pusaka
mencakar langit di hari merdeka


di sini
langit mengaku nusantara
tanah tertancap bangkai gigih para pahlawan
pun tuan berdasi yang sok patriot bernasionalis berkata Indonesia
kobarkan rasa cinta tanah air


ah....bedebah
lihatlah saudaraku yang sakit parah
di tengah rimba mencari bendera dan sang garuda
rupiah dijadikan pesawat kertas oleh anak-anak
seharga empat butir gula-gula


anak-anak bahkan tak tahu siapa para wakil negeri
orang tua sibuk menerobos hutan mencari nafkah
tinggalkan negeri yang mengasingkannya
mimpi! hanya bermimpi
mendengar generasi melantunkan Indonesia Raya   
menerbangkan sang saka ke puncak tiang


merahku
putihku
masihkah aku di hatimu?



Pontianak, 13 Agustus 2013

Komentar
Bambang Eka Prasetya (Facebook, 13 Agustus 2013)
aku tertegun saat melintas batas/ ruh cinta pertiwi mengalir deras menyusuf pembuluh/terskesiap saat melangkah Entikong-Tebedu/ beginilah wajah bangsaku, tergambar pada rupiah tak laku/ sementara dari seberang para tuan tanah Tebedu/ menebar ringgit bersuka ria/ pada sederet kedai di pinggir jalan sempit Entikong/ mengharu biru bagai tuan di negeri orang/ dan di pintu Entikong kami hanya bengong//

Rabu, 28 Agustus 2013

"Tonil" Karya Cerasu Cecep

" TONIL"
oleh Cerasu Cecep

Tiba-tiba layar terbuka
kumelihat negeri yang hijau pohon- pohon menjulang
laut yang jernih dengan buih dipantainya
aneh
bangku-bangku itu kosong belaka senyap penjara ruang
aku disini di batas samar kesadaran bergelut masalah hidup
disini kuperani jiwa papa yang sekarat
kusapa dia
yang mencuri sepotong roti dari gubuk-gubuk anak negri
cuma sepotong dan dihimpun dala truk-truk panjang jadi uang.
anak -anak zaman kelaparan berangkat menjadi kutu jalanan
menenteng gitar tadahkan tangan pada penjual roti borongan
tonil ini memilukan
raja berseteru dengan patih
menghalau rentak kehidupan
ini buyut dan cicit makar yang kan bertumbuh besar
Padamkan
aku bersijingkat melongok layar dibalik itu sang sutradara mengatur kroni bermain catur
yang penting tonil ini hidup dan penonton rimdu huburan disuguhi kebodohan yang melenakan
peranku sang penggerutu
yang menulis lagu pilu
diatas dedaunan tuk diterbangkan angin ke hilir
tak peduli jatuh di wc dan diatap kios-kios yang tak peduli
lampu-lampu terus menyala
sepanjang masih bertenaga.

SAJAK ORANG KEPANASAN Oleh : W.S. Rendra

SAJAK ORANG KEPANASAN
Oleh : W.S. Rendra
 
 
Karena kami makan akar
dan terigu menumpuk di gudangmu
Karena kami hidup berhimpitan
dan ruangmu berlebihan
maka kami bukan sekutu
Karena kami kucel
dan kamu gemerlapan
Karena kami sumpek
dan kamu mengunci pintu
maka kami mencurigaimu
Karena kami telantar dijalan
dan kamu memiliki semua keteduhan
Karena kami kebanjiran
dan kamu berpesta di kapal pesiar
maka kami tidak menyukaimu
Karena kami dibungkam
dan kamu nyerocos bicara
Karena kami diancam
dan kamu memaksakan kekuasaan
maka kami bilang : TIDAK kepadamu
Karena kami tidak boleh memilih
dan kamu bebas berencana
Karena kami semua bersandal
dan kamu bebas memakai senapan
Karena kami harus sopan
dan kamu punya penjara
maka TIDAK dan TIDAK kepadamu
Karena kami arus kali
dan kamu batu tanpa hati
maka air akan mengikis batu
Suara Merdeka, 

Jumat, 15 Mei 1998
(http://zhuldyn.wordpress.com)

Sabtu, 24 Agustus 2013

Puisi " Anakku Bajingan" karya Jimmy S. Mudya



ANAKKU BAJINGAN
oleh Jimmy S. Mudya

anakku yang bajingan
walau tanpa sengaja pulang menjadi bajingan
aku tahu kau sekarang bajingan
karena bumi telah menjadikanmu bajingan
kau kutitip di sekolah bajingan
biar otakmu menjadi bajingan
idemu adalah ide bajingan
kau jadi sarjana bajingan
seperti gurumu yang mengajarimu bajingan
kau pakai kendaraan merek bajingan
kau baca buku-buku bajingan
kau jual ilmu bajingan
kau hapus adat istiadat dengan ilmu bajingan
kau gusur hutan dengan bahasa bajingan
kau masukan pendidikan surganya bajingan
:kini akupun kau sebut bajingan

Pontianak, 19 Agustus 2013





Puisi "REGENERASI" karya Pradono # JOKOWI INDONESIA BARU

REGENERASI
oleh Pradono

cabut singkirkan rumput liar
agar regenerasi tumbuh segar
sebelum zat hara hilang daya
bersinergi bersama matahari

singkawang, 2013







PRADONO (nama akun Fb: Pradono Singkawang) kelahiran Kota Amoy, Singkawang, Kalimantan Barat, 7 November.


Sajak Untuk Jokowi # capres 2014

SAJAK UNTUK JOKOWI
oleh Jimmy S. Mudya


kami rindu pemimpin sederhana
sosok rakyat yang sudi mampir mencicip duka kami
mengetok jiwa-jiwa kami yang pilu
pada ketakberdayaan  laknatnya para bajingan arisan

kami muak bicara
kami butuh rasa
kami muak dengan janji politik
kami butuh rangkulan hangat

majulah
kibarkan bendera yang pernah rubuh ke puncak dunia
gusur semua bandit berkedok malaikat
bawalah percaya kami pada senyum sederhana
agar kami dapat tidur nyenyak

Pontianak, 25 Agustus 2013